Ketua STABN Sriwijaya

Ketua Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten, mengapresiasi langkah inovatif Menteri Agama RI Gus Yaqut dalam pelaksanaan layanan ibadah haji tahun 2024 dengan konsep Murur. Sebuah langkah strategis untuk memastikan rasa nyaman dan aman bagi jamaah terutama yang lanjut usia serta mereka dengan keterbatasan fisik.

Perhatian khusus ini dilakukan oleh Kementerian Agama sebagai perhatian terhadap sisi kemanusiaan jamaah haji lansia untuk tetap menjalankan ibadahnya mudah. Berbagai fasilitas seperti area khusus, petugas pendamping yang dikerahkan khusus dari aparatur Kementerian Agama serta kejelasan prosedur dalam pengawasan membuat jamaah semakin khusyuk dalam meniti langkah demi langkah menuju prosesi haji yang mabrur.

"Kebijakan ini baik sekali ditengah banyaknya kekhawatiran keluarga jamaah soal layanan bagi lansia. Disisi lain keluarga jamaah juga perlu mendapatkan kepastian layanan agar keluarga mereka nyaman dalam melaksanakan ibadah, jadi kebijakan ini bermanfaat bagi dua sisi” kata Ketua STABN Sriwijaya. Kami sebagai satuan kerja di bawah Kementerian Agama tentu bangga karena rumah besar kami di bawah komando Gus Yaqut sekali lagi menunjukkan komitmennya untuk melayani dengan seksama termasuk bagi mereka yang lansia. Ini adalah pengejawantahan nilai kemanusiaan (humanity) yang dikemas dalam working policy.

Bapak Dr. Li. Edi Ramawijaya Putra., M.Pd., sebagai Ketua STABN Sriwijaya Tangerang menjelaskan bahwa konsep layanan Haji 2024 ini selaras dengan ajaran agama Buddha yaitu cinta kasih yang universal atau maitri karuna. Dalam Karaniya Metta Sutta dijelaskan bahwa “Mata yatha niyam puttam ayusa eka-putta-manurakkhe, Evampi sabba-bhutesu manasam-bhavaye aparimanam. Yang artinya Bagaikan seorang ibu mempertaruhkan jiwanya Melindungi anaknya yang tunggal, Demikianlah terhadap semua makhluk dipancarkannya pikiran (kasih sayangnya) tanpa batas. Cinta kasih yang diwujudkan melalui pelayanan yang tidak memandang siapapun terlebih kepada orangtua.

Merawat dan menghormati orang tua dalam ajaran Agama Buddha terdapat dalam Sutta Pitaka Digha Nikaya yaitu dalam Sigalovada Sutta tentang arah/penjuru yang harus dihormati. Sang Buddha menjelaskan bahwa penghormatan terhadap orangtua pada arah timur. Bakti dan jasa kepada orangtua dalam visualisasi tantric buddhism juga selalu menekankan bahwa “mahluk ibu-ibu” yang bermakna bahwa setiap laki-laki dan perempuan pada kehidupan ini adalah ibu dan ayahmu pada kehidupan yang lampau atau yang akan datang. Oleh karena itu memperlakukan mereka dengan layak adalah timbunan kebajikan yang tidak terhingga.

Kementerian Agama telah berupaya keras untuk memberikan layanan haji yang lebih baik terlepas dari terdapat kekurangan dan keterbatasan yang harus dievaluasi. Langkah ini menunjukkan sikap dan niat yang mulia bahwa perhatian regulator pemerintah terhadap mereka yang berkebutuhan khusus menjadi perhatian utama.  

Ketua STABN Sriwijaya Tangerang memberikan menyimpulkan bahwa Kementerian Agama telah berhasil mewujudkan layanan haji yang berorientasi pada prinsip penghargaan terhadap kemanusiaan yang inklusif. Semoga kebijakan ini dapat menjadi contoh bagi penyelenggaraan ibadah lainnya serta pelayanan lainnya. Dalam konteks yang lebih luas juga dapat menjadi model layanan kebijakan publik lainnya yang berfokus pada kemanusiaan dan kesetaraan layanan dilandasi oleh nilai-nilai penghormatan.