form informasi
DUMAS
 
Kontak & Lokasi Kampus
 
 
 
Untitled Document
Selamat datang di STABN Sriwijaya "Buddhistik Unggul Berkarakter". Anda memasuki wilayah Zona Integritas: bebas dari korupsi dan bebas dari gratifikasi    |    STOP PUNGLI !!! Kami TOLAK PUNGLI !!! Ada pungutan liar, laporkan ke: lapor@saberpungli.id ; Call Center: 0821 1213 1323; SMS: 1193 / 0856 8880 881 / 0821 1213 1323; Fax.: 021-345 3085   |   
 
 
Untitled Document
Pendaftaran Online
Program Reguler
Area Mahasiswa  -  Dosen
Alumni
Beasiswa
Galeri
Publikasi P2M
Publikasi P3M
Layanan Informasi
E-Journal
Kuliah Online
Repository
PPID
SW Penerbit
 
Artikel
 
 
SISTEM KEYAKINAN UMAT BUDDHA JAWI WISNU DI DUSUN KUTOREJO KABUPATEN BANYUWANGI
19-12-2016 | dibaca 8195 X

SISTEM KEYAKINAN UMAT BUDDHA JAWI WISNU

DI DUSUN KUTOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

MARTADIYANTO
NIM 0250112020509


Indonesia adalah negara yang memiliki banyak kebudayaan dan agama. Agama sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, dengan manusia lainnya, dan dengan lingkungannya. Agama mengatur kehidupan rohani manusia. Setiap agama memiliki ajaran yang harus diikuti penganutnya, sehingga setiap manusia dapat membimbing dirinya menuju kehidupan yang lebih baik. Agama bukan faktor utama yang mempengaruhi kehidupan untuk meningkatkan nilai moralitas yang baik, tetapi bagaimana penganut dapat mempraktikkan ajaran agama secara baik dan benar.


Agama merupakan suatu sistem yang dianut dan dipercayai oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi tanggapan terhadap yang dirasakan dan diyakini sebagai sesuatu yang suci. Dalam kehidupan, agama memberikan ajaran-ajaran mengenai kebenaran tertinggi dan mutlak tentang eksistensi manusia dan petunjuk-petunjuk untuk hidup selamat di dunia. Agama dapat menjadi bagian dan inti dari sistem nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan, dan menjadi pendorong serta pengontrol tindakan para anggota masyarakat tersebut untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai kebudayaan dan ajaran agamanya. Agama dalam kehidupan memberikan kontribusi dalam pembangunan moralitas dan keimanan seseorang. Selain sebagai benteng kehidupan, agama juga sebagai petunjuk jalan yang dapat mengarahkan  setiap orang pada perbuatan-perbuatan yang manusiawi, sesuai dengan tata cara kehidupan dalam masyarakat sehingga kehidupan manusia lebih bermanfaat.

Indonesia merupakan negara yang memiliki kebebasan beragama. Salah satu agama yang ada di Indonesia yaitu agama Buddha yang memiliki banyak sekte. Agama Buddha pada masa klasik berkembang ke Nusantara karena pengaruh pasar India. India merupakan negara pertama yang memberikan pengaruh kepada Nusantara, yaitu dalam bentuk budaya. Ada beberapa hipotesis yang dikemukakan para ahli tentang proses masuknya budaya India ke Indonesia. Salah satunya budaya Hindu-Buddha masuk ke Indonesia disebabkan kegiatan perdagangan sehingga pada zaman itulah mulai terjadi percampuran kebudayaan Karena pada kegiatan perdagangan ada yang menikah dengan orang India.


Keterlibatan bangsa Indonesia masa klasik dengan orang-orang India dalam perdagangan juga menimbulkan akulturasi kebudayaan Indonesia dengan India. Setiap negara memiliki kebudayaan masing-masing yang menunjukkan ciri khasnya. Indonesia memiliki kebudayaan yang beragam sesuai dengan daerahnya masing-masing contohnya budaya dari suku Jawa dan suku Osing yang ada di Banyuwangi. Suku Jawa memiliki tradisi yang disebut dengan Kejawen. Tradisi tersebut dapat mengalami perubahan setelah mendapat pengaruh atau terjadi akulturasi dengan budaya lain. Perubahan dalam bentuk agama salah satunya yaitu sinkretisme agama Buddha dengan ajaran orang Jawa. Salah satu aliran agama Buddha hasil sinkretisme antara ajaran Buddha dengan ajaran Kejawen adalah aliran Buddha Jawi Wisnu.


Aliran Buddha Jawi Wisnu muncul pada masa setelah kebangkitan agama Buddha di Indonesia pada abad XX, sebelum masa kebangkitan agama Buddha berkembang pada masa klasik. Masa klasik berlangsung selama sekitar 12 abad. Masa selanjutnya, Nusantara didominasi dengan masuknya peradaban Islam. Akan tetapi keadaan tersebut tidak berarti bahwa pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha hilang tergantikan kebudayaan Islam. Agama Islam mengakomodasi peninggalan Hindu-Buddha dengan cara melakukan modifikasi agar tetap sesuai dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, walaupun sudah berselang beberapa abad wujud peradaban Hindu-Buddha masih dapat disaksikan. Peninggalan pada masa Hindu-Buddha yang masih bisa dilihat sampai sekarang, misalnya dalam wujud naskah kuno dan peninggalan candi.


Agama Buddha pada masa Islam dianggap tenggelam hingga muncul kembali pada abad XX karena pengaruh pelestarian kebudayaan Tiongkok oleh etnis Tionghoa yang terdesak oleh Kristenisasi di Indonesia. Agama Buddha bagi etnis Jawa pada masa itu telah melebur dalam bentuk ajaran Kejawen. Sampai pada masa kemerdekaan geliat perkembangan agama Buddha golongan etnis Jawa belum terlihat, hingga sejak terjadinya peristiwa G 30S/PKI.


Sejak beberapa waktu peristiwa G30S/PKI, banyak warga yang membunuh anggota PKI.  Pada masa itu di Jawa terdapat dua kelompok penganut Islam yaitu Islam Santri dan Islam Abangan. Islam santri merupakan penganut agama Islam yang menjalankan rukun Islam sesuai syariat Islam. Penganut agama Islam abangan merupakan sinkretisme antaraajaran Islam dengan ajaran Kejawen. Terhadap kelompok Islam Abangan, pada masa G 30S/PKI kelompok yang bertentangan dengan PKI menganggap Islam Abangan sebagai PKI. Dampak dari anggapan tersebut menyebabkan peristiwa yang tidak menyenangkan bagi Islam Abangan baik dalam bentuk kekerasan fisik maupun psikis.

Setelah peristiwa tersebut kondisi kondusif dengan masuknya militer ke desa dan menyebabkan berkembangnya demokrasi. Warga Islam abangan menuntut hak dikembalikan akibat dikucilkan dan diancam oleh umat Islam santri. Islam abangan diberi kebebasan memilih agama lain antara lain: Buddha, Hindu, Kristen, dan Katolik (http://www.wihara.com/topic/36238-sejarah-agama-buddha-di-indonesia/, diakses tanggal 28 Februari 2016). Dampak dari persitiwa tersebut timbul penganut agama Buddha yang berasal dari penganut Islam Abangan. Mulai saat itu, di wilayah Banyuwangi banyak vihara dan pemeluk agama Buddha. Sebelum vihara dibentuk masyarakat Banyuwangi, khususnya yang beragama Buddha berpuja bakti di rumah salah satu umat.


Sejak peristiwa G 30S/PKI, penganut aliran kepercayaan Jawi Wisnu yang ada di Dusun Kutorejo Kabupaten Banyuwangi bergabung ke dalam agama Buddha. Aliran Buddha Jawi Wisnu adalah sinkretisme antara ajaran Siwa dan Buddha yang dianut masyarakat Jawa. Umat Buddha Jawi Wisnu sendiri menganut ajaran Buddha, tetapi mencampurkan dengan ajaran-ajaran Kejawen. Kegiatan ritual yang dilakukan umat Buddha Jawi Wisnu berbeda dari kegiatan ritual yang dilakukan berbagai sekte agama Buddha yang sudah diakui di Indonesia. Umat Buddha Jawi Wisnu memilih melestarikan tradisi Jawa yang diyakini sebelumnya, contohnya tradisi kenduri, mitoni, nyapih, khitanan, sedekah bumi, bersih Desa, nyadran, dan ruwatan (Observasi di Dusun Kutorejo, Desember 2015).


Umat Buddha Jawi Wisnu memiliki keyakinan dan cara penyucian diri yang berbeda dengan agama Buddha. Umat Buddha Jawi Wisnu memiliki konsep jalan penyucian diri atau menuju kebahagiaan sejati dilakukan dengan mencapai guru sejati (Wawancara dengan Mbah Parno, 10 Januari 2016). Agama Buddha Jawi Wisnu sendiri memiliki ciri khas dalam pembacaan paritta yang sesuai dengan tradisi setempat. Contohnya dalam pembacaan paritta memiliki lantunan yang berbeda dengan paritta suci, setelah melakukan ritual dengan menggunakan paritta suci dilanjutkan dengan ritual bahasa Jawa kuno (Observasi, 13 Januari 2016).


Penulis menganggap aliran Buddha Jawi Wisnu menarik untuk diteliti karena memiliki keunikan dan cara yang berbeda dalam melakukan puja bakti dengan agama Buddha pada umumnya, serta konsep ajaran yang dianutnya. Perbedaan dan keunikan tersebut perlu diteliti, oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Sistem Keyakinan Umat Buddha Jawi Wisnu di Dusun Kutorejo Kabupaten Banyuwangi”.


Selengkapnya, silahkan unduh

 
 
Profil Bulan Ini
 
 
Upacara Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI
Upacara Bendera
   
 
 
 
     
 
Alumni Sukses
     
 
Tetap Berusaha dan Pantang Menyerah
Kesuksesan
   
 
 
 
     
Berita
 
 
STABN Sriwijaya Melakukan Anjangsana dengan Yayasan Avalokitesvara Serang: Membangun Kerjasama dalam Pendidikan Agama Buddha
Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Sriwijaya menjalin hubungan yang erat dengan Yayasan Avalokitesvara Serang melalui kegiatan anjangsana yang
   
STABN Sriwijaya Meluncurkan Jurnal Internasional: Membangun Jembatan Pengetahuan Antarbangsa
Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Sriwijaya telah mencatatkan sejarah baru dengan peluncuran Jurnal Internasional
   
 
 
 
     
 
Artikel
     
 
Tips Sukses Menyusun Skripsi: Panduan Praktis untuk Mahasiswa dalam Perjalanan Penelitian Akhir
Menyusun skripsi adalah tahapan penting dalam perjalanan akademik seorang mahasiswa. Meskipun prosesnya seringkali menantang, dengan persiapan yang ba
   
Tingkat Keaktifan Mahasiswa dalam Perkuliahan di Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya
Bahwa keaktifan bertanya mahasiswa dalam perkuliahan di Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya dapat dikategorikan "Sering" menurut 53 orang
   
 
 
 
     
    All Right Reserved © STABN SRIWIJAYA