form informasi
DUMAS
 
Kontak & Lokasi Kampus
 
 
 
Untitled Document
Selamat datang di STABN Sriwijaya "Buddhistik Unggul Berkarakter". Anda memasuki wilayah Zona Integritas: bebas dari korupsi dan bebas dari gratifikasi    |    STOP PUNGLI !!! Kami TOLAK PUNGLI !!! Ada pungutan liar, laporkan ke: lapor@saberpungli.id ; Call Center: 0821 1213 1323; SMS: 1193 / 0856 8880 881 / 0821 1213 1323; Fax.: 021-345 3085   |   
 
 
Untitled Document
Pendaftaran Online
Program Reguler
Area Mahasiswa  -  Dosen
Alumni
Beasiswa
Galeri
Publikasi P2M
Publikasi P3M
Layanan Informasi
E-Journal
Kuliah Online
Repository
PPID
SW Penerbit
 
Artikel
 
 
PENERAPAN SELF ASSESSMENT DI SEKOLAH DASAR DHARMA PUTRA TANGERANG
06-09-2016 | dibaca 1665 X
PENERAPAN SELF ASSESSMENT
DI SEKOLAH DASAR DHARMA PUTRA TANGERANG

Oleh:
YULI AGUSTINA
NIM 0250112010502


Pendidikan  adalah  unsur  penting  dalam  kehidupan  manusia.  Pendidikan tidak lepas dari peran seorang guru. Guru dituntut untuk menyediakan berbagai pengalaman belajar dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang berlangsung di kelas hendaknya mampu menarik perhatian siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.

Dalam pembelajaran kelas rendah di Sekolah Dasar (SD) Dharma Putra Tangerang, peserta didik masih belum memahami sikap yang harus dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung dan juga kurang paham terhadap diri sendiri. Hal  ini  dapat  diamati  dalam  berbagai  bentuk  perilaku  yang  dilakukan  siswa seperti: suka mengganggu teman, merusak alat-alat pelajaran, sukar memusatkan perhatian, sering menyendiri, menangis, dan malas mengikuti pembelajaran (Observasi, 14 April 2015).

Guru merupakan pendidik yang bertanggung jawab atas perkembangan peserta didik. Dalam peningkatan mutu pendidikan, kompetensi merupakan syarat yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan fungsinya. Kompetensi guru adalah keterampilan dan tindakan cerdas dengan tanggung jawab melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal guru seperti kepribadian yang baik, dewasa, stabil, arif, berwibawa, bijaksana, dan menjadi teladan  bagi  peserta  didik.  Kompetensi  pedagogik  merupakan  kemampuan mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik. Kompetensi sosial merupakan kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik atau rekan sejawat. Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara mendalam, salah satunya terampil dalam menilai peserta didik.

Penilaian diri yang dilakukan di SD Dharma Putra Tangerang telah diterapkan tapi hanya kadang-kadang dan lembar penilaian diri yang bersifat objektif,  misal:  “saya  selalu  membantu  orangtua  di  rumah”  (Wawancara,  3 Desember 2015 dengan Bapak Gunawan). Dengan demikian penerapan self assessment yang dilakukan oleh guru cenderung monoton. Peserta didik tidak dilatih untuk mengemukakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran melalui penilaian diri tersebut.

Anggapan guru yang masih terpusat pada orientasi hasil belajar tanpa mempertimbangkan proses yang dialami peserta didik menjadikan sedikitnya penggunaan teknik penilaian diri dalam pembelajaran. Hal ini didasari karena penilaian diri yang bersifat sebagai alat penilaian nontes kurang objektif jika digunakan sebagai alat penilaian. Oleh sebab itu jika penilaian hanya dilakukan dengan menggunakan tes saja, maka guru tidak akan mengetahui kesulitan- kesulitan  yang  dialami  peserta  didik.  Guru  lebih  sering  menilai  hasil  belajar peserta didik dengan menggunakan soal evaluasi dalam bentuk tes tertulis dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dalam hal ini guru kurang mendapatkan feedback dari peserta didik mengenai kendala yang mereka alami dalam proses pembelajaran.

Di SD Dharma Putra Tangerang, penulis menjumpai salah satu guru yang masih menggunakan metode belajar ceramah. Akibatnya, peserta didik berbicara dengan teman sebangku, mengganggu teman, sibuk sendiri, dan mengantuk (Observasi, 14 April 2015). Dengan demikian jika guru menggunakan penilaian tes tanpa menilai proses dalam pembelajaran, maka hasil belajar siswa akan menurun karena bosan dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Data menunjukkan bahwa kurikulum 2013 belum dipahami oleh sebagian besar guru. Sekolah yang sudah menerapkan kurikulum berjumlah 6221 sekolah. Hal ini disebabkan karena pada pendidikan tingkat  rendah  banyak  guru  yang sudah lanjut usia, distribusi buku panduan, dan pelatihan yang tidak merata (Kompas, 12 Desember 2014).

Dari   data  di   atas   menunjukkan   bahwa  kurikulum   2013   belum   siap digunakan. Penilaian diri yang diterapkan sulit diterima oleh para guru, karena rata-rata guru yang mengajar pada pendidikan tingkat rendah sudah lanjut usia. Kasus belum dipahaminya penggunaan kurikulum 2013 ini dirasakan oleh guru SD Dharma Putra Tangerang, mereka masih merasa kesulitan dalam menggunakannya terlebih dalam penilaian karena terlalu rumit dan banyak (Wawancara, 14 April 2015 dengan Ibu Sri).

Assesment atau penilaian adalah proses pengumpulan informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan sejauh mana pengetahuan yang telah diperoleh seorang peserta didik tentang bahan ajar yang telah diajarkan kepadanya. Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas pembelajaran tersebut dapat dilihat dari hasil penilaian. Oleh karena  itu,  penilaian  diri  memberi  kesempatan  kepada peserta  didik  untuk mengambil tanggung jawab terhadap belajar mereka sendiri.

Self assessment memiliki dampak positif terhadap kehidupan peserta didik diantaranya yaitu; dapat menumbuhkan rasa percaya diri, menyadari kekuatan serta kelemahan melalui intropeksi, melatih kebiasaan jujur dan tanggung jawab setiap peserta didik,  karena penilai yang tahu  persis  tentang kemampuan  diri dalam memahami pembelajaran adalah individu mereka sendiri. Selama ini penilaian keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran pada umumnya dilakukan oleh guru. Self assessment sebagai teknik penilaian akan sangat efektif untuk menggali nilai-nilai spiritual, moral, sikap, bahkan aspek motorik, dan kognitif peserta  didik.  Dengan  penilaian  diri  ini  peserta  didik  diajak  secara objektif untuk melihat ke dalam dan keadaan dirinya sendiri dengan tanggung jawab.

Berdasarkan uraian permasalahan dan pemikiran di atas, diketahui masalah yang ada pada peserta didik di kelas rendah serta guru yang melaksanakan penilaian diri akan tetapi masih terbatas. Diketahui bahwa penilaian yang digunakan sebagian besar berorientasi pada hasil belajar melalui penilaian tertulis. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat judul skripsi yang berjudul “Penerapan Self Assessment di Sekolah Dasar Dharma Putra Tangerang”. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan self assessment di Sekolah Dasar Dharma Putra Tangerang?” setelah melihat permasalahan yang dikemukakan maka tujuan penelitiannya adalah mengetahui penerapan self assessment di SD Dharma Putra. Setelah mengetahui tujuan penelitian maka akan timbul pertanyaan penelitian yaitu bagaimanakah bentuk-bentuk self assessment di SD Dharma Putra Tangerang, bagaimanakah pelaksanaan self assessment di SD Dharma Putra Tangerang, dan bagaimanakah pola penerapkan self assessment di SD Dharma Putra Tangerang.

Selengkapnya, silahkan unduh


 
 
Profil Bulan Ini
 
 
Upacara Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI
Upacara Bendera
   
 
 
 
     
 
Alumni Sukses
     
 
Tetap Berusaha dan Pantang Menyerah
Kesuksesan
   
 
 
 
     
Berita
 
 
STABN Sriwijaya Melakukan Anjangsana dengan Yayasan Avalokitesvara Serang: Membangun Kerjasama dalam Pendidikan Agama Buddha
Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Sriwijaya menjalin hubungan yang erat dengan Yayasan Avalokitesvara Serang melalui kegiatan anjangsana yang
   
STABN Sriwijaya Meluncurkan Jurnal Internasional: Membangun Jembatan Pengetahuan Antarbangsa
Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Sriwijaya telah mencatatkan sejarah baru dengan peluncuran Jurnal Internasional
   
 
 
 
     
 
Artikel
     
 
Tingkat Keaktifan Mahasiswa dalam Perkuliahan di Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya
Bahwa keaktifan bertanya mahasiswa dalam perkuliahan di Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya dapat dikategorikan "Sering" menurut 53 orang
   
TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA
Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap layanan akademik STABN Sriwijaya sebesar 75,52% yaitu mahasiswa merasa puas terhadap layanan yang diberikan
   
 
 
 
     
    All Right Reserved © STABN SRIWIJAYA