Kuliah Umum STABN Sriwijaya: “Agama Sebagai Warisan Kultural Milik Bersama, Fondasi Harmonis Kampus Berdampak untuk Indonesia Maju”

Tangerang, 27 Mei 2025 – Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Sriwijaya kembali menegaskan perannya sebagai pusat pendidikan tinggi Buddha yang progresif, inklusif, dan berdampak melalui penyelenggaraan kuliah umum bertajuk “Agama Sebagai Warisan Kultural Milik Bersama, Fondasi Harmonis Kampus Berdampak untuk Indonesia Maju”. Kegiatan ini berlangsung di Aula Lantai 3 Gedung Perkuliahan STABN Sriwijaya dan dihadiri seluruh sivitas akademika STABN Sriwijaya.
Kuliah umum ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan strategis STABN Sriwijaya dalam rangka memperkuat pengamalan nilai-nilai moderasi beragama, membangun kesadaran multikultural, serta mempersiapkan SDM unggul yang mampu menjadi agen perubahan menuju Indonesia Emas 2045.

Dalam sambutannya, Ketua STABN Sriwijaya, Dr. Li. Edi Ramawijaya Putra, M.Pd, menyampaikan bahwa pendidikan tinggi keagamaan memiliki tanggung jawab besar dalam membangun wawasan kebangsaan, memperkuat nilai-nilai etika dan spiritualitas, serta mengokohkan persaudaraan lintas iman.
Agama bukan hanya ajaran ritualistik, melainkan juga warisan budaya yang menjadi jembatan bagi harmoni sosial. Ketika agama ditempatkan sebagai sumber etika publik dan nilai kemanusiaan universal, maka akan lahir masyarakat yang damai, berkeadilan, dan saling menghormati. ujar Ketua STABN Sriwijaya.
Ketua STABN juga menekankan pentingnya memperluas cara pandang sivitas akademika terhadap posisi agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam konteks Indonesia yang majemuk, agama tidak boleh menjadi sumber konflik, melainkan harus menjadi inspirasi untuk kerja sama, empati sosial, dan pembangunan berkelanjutan.

Kuliah umum ini menghadirkan narasumber Dosen dari Esoterika Fellowship Program. Perwakilan dari Denny JA Foundation yang memaparkan implementasi program Esoterika Fellowship sebagai media kampus untuk membumikan agama sebagai warisan kultural yang menyatukan, bukan memecah belah.
Diskusi dan sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif membuktikan bahwa mahasiswa dan dosen STABN Sriwijaya memiliki antusiasme tinggi terhadap tema keberagaman, keadaban publik, serta potensi agama sebagai alat transformasi sosial.
Kegiatan kuliah umum ini menjadi bagian dari agenda strategis transformasi kelembagaan STABN Sriwijaya menuju institut, dengan menekankan pentingnya penguatan nilai-nilai dasar yang membentuk identitas institusi: kenusantaraan, keberagaman, dan kebudayaan spiritual. Sebagai salah satu perguruan tinggi Buddha negeri di Pulau Jawa, STABN Sriwijaya ingin membuktikan bahwa pendidikan agama dapat berdiri sejajar dengan pendidikan umum dalam membentuk insan intelektual yang toleran dan adaptif.
Kuliah umum ini juga mendukung prioritas Kementerian Agama RI untuk menyemai nilai-nilai “agama yang ramah dan merangkul”, khususnya dalam lingkungan pendidikan tinggi. Dengan menjadikan agama sebagai warisan budaya bersama, kampus dapat tumbuh menjadi ruang kolaboratif, bebas kekerasan, dan sarat nilai kemanusiaan.
Kegiatan ditutup dengan pembacaan doa 5 agama oleh mahasiswa STABN Sriwijaya untuk terus menumbuhkan iklim kampus yang damai, menghormati perbedaan, serta menjunjung tinggi etika publik berbasis nilai-nilai luhur keagamaan. Ketua STABN juga menyampaikan harapan agar kegiatan serupa terus dilaksanakan secara berkala untuk memperkaya diskursus publik dan memperkuat peran kampus sebagai lokomotif peradaban bangsa.
Kita ingin STABN Sriwijaya menjadi contoh nyata kampus berbasis keagamaan yang terbuka, dinamis, dan relevan dengan tantangan zaman.
#sriwijayauntuksemua
#jayasriwijaya
Penulis Berita : Mohamad Yogi Yanuar (Pranata Komputer Ahli Pertama)