form informasi
DUMAS
 
Kontak & Lokasi Kampus
 
 
 
Untitled Document
Selamat datang di STABN Sriwijaya "Buddhistik Unggul Berkarakter". Anda memasuki wilayah Zona Integritas: bebas dari korupsi dan bebas dari gratifikasi    |    STOP PUNGLI !!! Kami TOLAK PUNGLI !!! Ada pungutan liar, laporkan ke: lapor@saberpungli.id ; Call Center: 0821 1213 1323; SMS: 1193 / 0856 8880 881 / 0821 1213 1323; Fax.: 021-345 3085   |   
 
 
Untitled Document
Pendaftaran Online
Program Reguler
Area Mahasiswa  -  Dosen
Alumni
Beasiswa
Galeri
Publikasi P2M
Publikasi P3M
Layanan Informasi
E-Journal
Kuliah Online
Repository
PPID
SW Penerbit
 
Artikel
 
 
Menghadapi Kegundahan tentang Masa Depan: Menemukan Tenang di Tengah Ketidakpastian
11-04-2025 | dibaca 816 X

Masa depan selalu menjadi topik yang menarik sekaligus menantang untuk dibicarakan. Bagi sebagian orang, masa depan terlihat sebagai sesuatu yang penuh harapan dan peluang. Namun bagi yang lain, masa depan justru menjadi sumber kegelisahan, ketakutan, dan ketidakpastian. Kegundahan tentang masa depan adalah perasaan yang umum dialami oleh banyak orang, terutama generasi muda yang sedang berada di fase transisi, baik dari bangku sekolah ke perguruan tinggi, maupun dari dunia pendidikan ke dunia kerja. Pertanyaannya sederhana, tetapi berat: "Akan jadi apa aku nanti?"

Rasa gundah ini bisa muncul dari berbagai faktor: tekanan sosial dari keluarga atau lingkungan, ketakutan gagal memenuhi ekspektasi, ketidaksiapan menghadapi dunia kerja, atau bahkan karena terlalu banyak pilihan dan ketidakpastian arah. Maka dari itu, penting bagi setiap individu untuk memiliki cara yang tepat dalam menghadapi kegundahan ini, agar tidak terjebak dalam kecemasan yang berkepanjangan dan tetap dapat berkembang menjadi pribadi yang kuat dan siap menyongsong masa depan.

Menerima Bahwa Ketidakpastian adalah Hal yang Normal

Langkah awal dalam menghadapi kegundahan tentang masa depan adalah menyadari dan menerima bahwa ketidakpastian adalah bagian alami dari kehidupan. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang benar-benar tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Bahkan orang yang tampak sangat percaya diri dan sukses sekalipun, pernah mengalami masa-masa ragu dan tidak yakin akan jalan hidupnya.

Seperti kata Eleanor Roosevelt, "The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams." Artinya, masa depan memang tidak pasti, tetapi kita dapat mempercayai kekuatan mimpi dan keyakinan diri untuk menapakinya.

Fokus pada Proses, Bukan Hanya Hasil

Banyak orang merasa cemas karena terlalu fokus pada hasil akhir, misalnya menjadi kaya, memiliki pekerjaan bergengsi, atau mencapai target tertentu sebelum usia tertentu. Padahal, hidup adalah proses panjang yang penuh liku. Jika kita hanya berfokus pada tujuan tanpa menghargai proses yang dijalani, maka kita akan mudah merasa lelah dan kehilangan semangat.

Seperti yang dikatakan oleh Ralph Waldo Emerson, "Life is a journey, not a destination." Dengan kata lain, proses dalam hiduplah yang paling berharga, karena justru dari sanalah kita belajar dan berkembang.

Menetapkan Tujuan yang Fleksibel

Memiliki tujuan hidup adalah hal yang penting, karena bisa memberi arah dan motivasi dalam menjalani hari. Namun, tujuan tersebut harus disusun secara realistis dan fleksibel. Dunia terus berubah, begitu pula kesempatan yang akan datang. Maka dari itu, memiliki rencana cadangan dan kemampuan beradaptasi menjadi kunci penting dalam menghadapi ketidakpastian masa depan.

Kutipan dari Charles Darwin sangat relevan di sini: "It is not the strongest of the species that survives, nor the most intelligent, but the one most responsive to change." Dalam konteks manusia, yang mampu bertahan adalah mereka yang paling adaptif terhadap perubahan.

Mengembangkan Diri Secara Konsisten

Salah satu cara paling efektif untuk mengurangi kegundahan adalah dengan terus mengembangkan diri. Saat kita merasa diri kita bertumbuh, maka kepercayaan diri pun meningkat. Kita jadi lebih siap menghadapi masa depan, karena tahu bahwa kita memiliki bekal dan kemampuan untuk bertahan dan berkembang.

Dalam kata-kata Benjamin Franklin, "An investment in knowledge always pays the best interest." Ilmu dan keterampilan yang kita pelajari hari ini adalah modal terbaik untuk menghadapi ketidakpastian esok hari.

Membangun Sistem Dukungan Sosial

Tidak ada manusia yang bisa menjalani hidup sendirian. Oleh karena itu, penting untuk memiliki lingkungan sosial yang mendukung — bisa berupa keluarga, sahabat, mentor, atau komunitas positif. Dukungan emosional yang kita terima bisa membantu mengurangi tekanan mental dan memberi semangat baru.

Sebagaimana dikatakan oleh Desmond Tutu, "My humanity is bound up in yours, for we can only be human together." Kita saling membutuhkan untuk tumbuh dan bertahan di tengah tantangan kehidupan.

Merawat Kesehatan Mental dan Spiritual

Kegundahan yang dibiarkan berlarut-larut bisa berdampak pada kesehatan mental. Maka dari itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, dan spiritual. Menulis jurnal, bermeditasi, atau beribadah bisa menjadi cara sederhana namun efektif untuk menenangkan hati.

Dalai Lama pernah berkata, "Calm mind brings inner strength and self-confidence, so that’s very important for good health." Pikiran yang tenang adalah fondasi dari kekuatan diri dan kepercayaan diri dalam menjalani hidup.

Kegundahan tentang masa depan adalah hal yang manusiawi dan wajar dirasakan oleh siapapun. Namun, hal itu tidak seharusnya menjadi penghalang dalam melangkah. Dengan menerima ketidakpastian, fokus pada proses, menetapkan tujuan yang fleksibel, serta terus mengembangkan diri dan menjaga kesehatan mental, kita dapat menghadapi kegundahan dengan lebih bijak. Masa depan memang tidak bisa diprediksi, tetapi kita selalu punya kendali atas sikap dan usaha hari ini. Seperti yang dikatakan oleh Abraham Lincoln, "The best way to predict your future is to create it."

Dengan langkah-langkah kecil yang konsisten, masa depan bukan lagi sesuatu yang menakutkan, melainkan sesuatu yang bisa kita bentuk dan perjuangkan.

 
 
Profil Bulan Ini
 
 
Upacara Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI
Upacara Bendera
   
 
 
 
     
 
Alumni Sukses
     
 
Tetap Berusaha dan Pantang Menyerah
Kesuksesan
   
 
 
 
     
Berita
 
 
Rangkaian Bulan Pendalaman Dhamma dan Bulan Bakti STABN Sriwijaya: Donor Darah dan Pemeriksaan Mata Gratis Wujud Kepedulian Nyata
Dalam rangka memperingati Bulan Pendalaman Dhamma (BPD) dan Bulan Bakti, (STABN) Sriwijaya menyelenggarakan kegiatan sosial
   
Peringati Hari Pendidikan Nasional, STABN Sriwijaya Gelar Upacara Khidmat dengan Balutan Pakaian Adat Nusantara
STABN Sriwijaya menyelenggarakan upacara bendera secara khidmat di lingkungan kampus.
   
 
 
 
     
 
Artikel
     
 
Menghadapi Kegundahan tentang Masa Depan: Menemukan Tenang di Tengah Ketidakpastian
Masa depan selalu menjadi topik yang menarik sekaligus menantang untuk dibicarakan
   
Paus dan Semiotika Pesan Bagi Indonesia
Jika saya bertemu langsung dengan Bapa Suci Paus, pemimpin tertinggi umat Katolik dunia, saya akan bingung menyapa beliau dengan salam apa?
   
 
 
 
     
    All Right Reserved © STABN SRIWIJAYA