EFEKTIVITAS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA KELAS X AKUNTANSI 1 SMK DHARMA WIDYA
EFEKTIVITAS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA
KELAS X AKUNTANSI 1 SMK DHARMA WIDYA
Eka Yeli Febriani
Ekayelifebriani22@Gmail.com
Pendidikan merupakan kunci kesuksesan untuk peserta didik karena sebagai media proses perubahan tingkah laku menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan menjadi anggota masyarakat yang baik. Pendidikan diperlukan sebagai suatu upaya menjadikan Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dengan memberikan pembelajaran di sekolah dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Pembelajaran merupakan kegiatan paling pokok dalam pendidikan di sekolah yang diharapkan dapat membantu ilmu pengetahuan serta menstimulasi kemampuan berpikir peserta didik, sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan rasa ingin tahu peserta didik.
Kenyataannya belum semua pembelajaran dapat menstimulasi kemampuan berpikir, khususnya berpikir kritis. Hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor seperti kompetensi guru, perencanaan pembelajaran, metode, media, sarana, lingkungan dan faktor internal peserta didik. Contohnya di SMK Dharma Widya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Buddha kelas X Akuntansi 1 guru masih menggunakan metode ceramah ketika menyampaikan materi pembelajaran. Guru lebih aktif dibandingkan peserta didik sehingga membuat peserta didik tidak serius, ribut sendiri, mengobrol bahkan tertidur dalam pembelajaran serta tidak memiliki minat membaca materi yang sedang dipelajari. Selain itu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pendidikan Agama Buddha yang dirancang guru tidak sesuai dengan proses pembelajaran yang dilakukan dan tidak bervariasi.
Berdasarkan kenyataan pembelajaran dan RPP Pendidikan Agama Buddha dapat disimpulkan bahwa peserta didik kelas X Akuntansi 1 SMK Dharma Widya belum mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis, sehingga menyebabkan peserta didik tidak mampu belajar secara mandiri dan tidak mampu membedakan informasi yang valid atau tidak dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Hasruddin (2009: 51) dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis pelajar dapat mencermati berbagai pendapat orang lain yang berbeda maupun sama.
Fisher (2009: 10) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah suatu proses berpikir yang terjadi pada seseorang serta bertujuan untuk membuat keputusan-keputusan yang rasional mengenai sesuatu yang dapat diyakini kebenarannya. Oleh karena itu perlu adanya stimulus agar peserta didik lebih berpikir kritis. Cara untuk menstimulasi kemampuan berpikir kritis peserta didik salah satunya pendekatan saintifik. Abdul Majid (2014: 195) menyatakan bahwa pendekatan saintifik menekankan pada pentingnya kolaborasi dan kerja sama di antara peserta didik dalam setiap permasalahan di pembelajaran. Pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik peserta didik diajak melakukan aktivitas-aktivitas pembelajaran seperti mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan (M. Hosnan, 2014: 39). Aktivitas-aktivitas tersebut bisa dilanjutkan dengan kegiatan mencipta (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016: 29).
Ridwan Abdullah Sani (2014: 72) menyebutkan bahwa karakteristik pembelajaran berdasarkan pendekatan saintifik yaitu bertanya sebagai pemicu kreativitas. Kemampuan merumuskan pertanyaan sangat dibutuhkan untuk memancing peserta didik berpikir. Menurut M. Hosnan (2014: 36) tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu, meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah dengan sistematik, terciptanya kondisi pembelajaran dengan siswa merasa bahwa belajar itu merupakan kebutuhan, melatih siswa mengomunikasikan ide-ide dan mengembangkan karakter siswa.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik membuat peserta didik lebih aktif mencari, mengumpulkan, dan menyajikan informasi secara mandiri sedangkan guru hanya sebagai fasilitator, peserta didik mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi dan mampu memberikan pendapat dengan logis. Hal tersebut telah mencirikan peserta didik memiliki kemampuan berpikir kriris. Zubaedi (2012: 241) menyatakan bahwa berpikir kritis memiliki ciri-ciri seperti, mencari kejelasan pernyataan atau pertanyaan, mencari alasan yang logis, memperoleh informasi yang benar, menggunakan sumber yang dapat dipercaya, mempertimbangkan keseluruhan situasi, dan mencari ketepatan suatu masalah. Berdasarkan kemampuan berpikir kritis peserta didik juga mampu memberi manfaat bagi peserta didik. Johnson (2010: 201) menyatakan bahwa manfaat dari berpikir kritis yaitu seseorang akan mampu memecahkan suatu masalah, mengambil keputusan yang rumit, dan membuat pertimbangan dalam mengambil tindakan moral.
Oleh karena itu masalah pembelajaran Pendidikan Agama Buddha di kelas X Akuntansi 1 SMK Dharma Widya diatasi dengan menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Buddha. Penulis melakukan penyelesaian masalah pembelajaran tersebut menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X Akuntansi 1 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Buddha. Tujuan yang dilakukan adalah agar peserta didik kelas X Akuntansi 1 di SMK Dharma Widya dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran Pendidikan Agama Buddha melalui pendekatan saintifik.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis membatasi dan memfokuskan penelitian pada efektivitas pendekatan saintifik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Buddha di kelas X Akuntansi 1 SMK Dharma Widya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mendeskripsikan efektivitas penerapan pendekatan saintifik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Buddha kelas X Akuntansi 1 di SMK Dharma Widya.
Selengkapnya, silahkan unduh