form informasi
DUMAS
 
Kontak & Lokasi Kampus
 
 
 
Untitled Document
Selamat datang di STABN Sriwijaya "Buddhistik Unggul Berkarakter". Anda memasuki wilayah Zona Integritas: bebas dari korupsi dan bebas dari gratifikasi    |    STOP PUNGLI !!! Kami TOLAK PUNGLI !!! Ada pungutan liar, laporkan ke: lapor@saberpungli.id ; Call Center: 0821 1213 1323; SMS: 1193 / 0856 8880 881 / 0821 1213 1323; Fax.: 021-345 3085   |   
 
 
Untitled Document
Pendaftaran Online
Program Reguler
Area Mahasiswa  -  Dosen
Alumni
Beasiswa
Galeri
Publikasi P2M
Publikasi P3M
Layanan Informasi
E-Journal
Kuliah Online
Repository
PPID
SW Penerbit
 
Artikel
 
 
IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK USIA DINI DI TK INSAN TERATAI
22-02-2018 | dibaca 995 X

IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK
ANAK USIA DINI DI TK INSAN TERATAI

Dwi Wahyuningsih
Dwiwahyuningsih08@Gmail.com


Anak usia dini berperan penting bagi perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara yang dipersiapkan untuk menjadi anak mandiri dan kreatif. Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa yang kelak akan menggantikan pemimpin dalam menyejahterakan rakyatnya. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini berupaya untuk menstimulasi, membimbing, dan menumbuhkembangkan anak dalam kegiatan pembelajaran guna menghasilkan kemampuan dan keterampilan. Proses pendidikan yang diberikan berupa konsep pengalaman nyata yang bermakna.

Anak usia dini merupakan kelompok anak yang berada pada dunia bermain dalam rentang usia nol sampai enam tahun. Proses bermain yang dilakukan anak usia dini dapat menambah pengalaman mengenai hal-hal baru yang kemudian diproses menjadi sebuah informasi bagi dirinya. Melalui bermain, anak dapat bebas bergerak dan mengembangkan keterampilan motorik kasar maupun halus. Selain kondisi badan menjadi sehat karena banyak bergerak, anak juga lebih mandiri dan percaya diri. Perkembangan motorik berjalan sesuai dengan tahapan usia. Individu bergerak ke arah motorik yang lebih kompleks dan terorganisasi dengan baik. Perkembangan motorik menjadi salah satu hal yang penting bagi anak. Perkembangan motorik yang lamban dipengaruhi oleh pola asuh orangtua yang kurang tepat. Orangtua tidak membiasakan anak untuk bereksplorasi terhadap lingkungan. Hal ini mengakibatkan anak tidak terbiasa melakukan aktivitas secara mandiri sehingga keterampilan motoriknya tidak terasah. Tidak banyak orangtua yang mengerti bahwa keterampilan motorik kasar dan halus perlu dilatih di setiap aktivitas keseharian anak. Berkaitan dengan hal itu, maka orangtua harus mampu mengenali pertumbuhan dan perkembangan motorik anak sejak dini. Bila hal ini dilakukan maka kelebihan kemampuan motorik anak dapat dioptimalkan untuk mencegah terjadinya keterlambatan perkembangan. Pengembangan keterampilan ini memungkinkan anak dapat melakukan berbagai hal dengan baik.

Pada masa usia dini, mengalami masa keemasan di mana mulai merasa peka dengan berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan. Masa peka ini merupakan terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang merespon terhadap lingkungan. Setiap fungsi perkembangan dan kemampuan dasar/genetik dalam diri anak, khususnya usia Taman Kanak-Kanak (TK) mempunyai masa peka tersendiri. Masa ini sangat potensial bagi motorik halus anak untuk dikembangkan secara optimal sebagai tuntutan perkembangan anak. Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan (Mulyasa, 2012: 16). Pendidikan yang diberikan kepada anak usia dini dapat mengembangkan aspek fisik/motorik, bahasa, sosial-emosional, nilai-nilai moral dan agama, kognitif, dan seni. Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Butir 14 menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Oleh karena itu, sejak usia dini harus diberikan rangsangan motorik serta lingkungan yang memadai agar anak berkembang dengan optimal.

Kemampuan motorik terdiri atas motorik kasar dan motorik halus. Tadikiroatun Musfiroh dalam Esti Erlinda (2012: 10) menjelaskan bahwa motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh. Motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga, dan gerakan lainnya. Otot-otot besar pada tubuh saling menunjang untuk melakukan gerakan motorik kasar. Ketika berlari tidak hanya otot kaki yang terlibat, melainkan terdapat koordinasi otot-otot seluruh tubuh untuk melakukannya. Gerakan tangan diperlukan agar kecepatan dalam berlari semakin kencang. Sumantri (2005: 143) menyatakan bahwa kemampuan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil yang membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan. Keterampilan ini mencakup pemanfaatan dengan alat-alat dan objek yang kecil. Dengan demikian, kemampuan motorik halus merupakan gerakan yang hanya melibatkan bagian tubuh tertentu dan dikontrol oleh otot-otot kecil. Untuk melakukan gerakan ini tidak perlu menghabiskan banyak energi, tetapi memerlukan kecermatan dan kordinasi gerak tangan dan mata. Mursid (2016: 155) menjelaskan bahwa pengembangan motorik anak akan lebih optimal jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung untuk bergerak bebas. Anak yang melakukan gerakan motorik dengan baik dapat menunjang aktivitas sehari-hari. Hurlock dalam Syamsu Yusuf (2011: 105) mengemukakan fungsi perkembangan motorik, yaitu: menghibur dan memperoleh kesenangan; berkembang dari kondisi tidak bisa melakukan apapun ke kondisi yang bebas dan tidak bergantung; menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah; bermain dan bergaul dengan teman sebayanya; dan penting bagi perkembangan kepribadian anak.

Berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan, banyak sarana pendidikan yang belum memadai untuk menunjang peningkatan motorik anak. Hal ini dapat terlihat dari fasilitas dan media pembelajaran yang tersedia kurang beragam. Selain itu, tidak adanya program terstruktur yang dapat merangsang motorik anak. Pembelajaran yang dilakukan masih bersifat monoton karena sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai untuk menunjang pengembangan motorik anak. Anak belum terampil dalam menirukan/menjiplak benda. Beberapa anak masih kesulitan mengendalikan gerakan tubuh sehingga terlihat kurang harmonis. Ketika berjalan, anak masih sering terjatuh karena belum mampu mengkoordinasi gerak tubuh. Permasalahan yang mungkin terjadi apabila keterampilan motorik kurang dilatih, diperbaiki dan ditingkatkan, dikhawatirkan anak akan kurang mampu memfungsikan jari dan kedua tangannya, anak kurang mampu mengkoordinasikan kecepatan tangan dan mata, dan anak kurang mampu mengendalikan emosi dalam pembelajaran pengembangan motorik.

Fenomena yang terjadi di TK Insan Teratai, beberapa siswa masih ada yang tidak melaksanakan instruksi yang diberikan oleh guru. Ketika pembelajaran berlangsung guru selalu mengajak siswa untuk melakukan gerakan-gerakan yang dapat merangsang motorik kasar maupun halus. Namun tidak semua siswa mengikuti gerakan tersebut sehingga perlu diarahkan oleh guru. Di sisi lain banyak siswa berasal dari keluarga menengah ke bawah yang kurang paham mengenai kemampuan motorik anak. Oleh karenanya di TK Insan Teratai, anak usia dini ditanamkan pendidikan nilai karakter yang mengasah kemampuan motorik kasar maupun halus. Siswa dibiasakan melakukan gerakan seperti berbaris dengan rapi sebelum masuk ke ruang kelas, makan bersama, sikat gigi setelah makan, dan pulang sekolah. Sebelum memulai pelajaran, siswa TK Insan Teratai berdoa bersama lalu dilanjutkan dengan silent sitting/duduk hening dan story telling. Kegiatan rutin yang dilakukan di TK Insan Teratai yaitu upacara bendera setiap hari Senin. Seluruh siswa berbaris dengan rapi untuk mengikuti upacara bendera. Setiap tiga bulan sekali diadakan kelas integrasi yang diikuti oleh seluruh siswa TK dan Sekolah Dasar (SD) Insan Teratai. Berbagai kegiatan yang dilakukan di TK Insan Teratai menunjang pengembangan keterampilan motorik anak usia dini. Namun, belum diketahui secara mendalam pengembangan kemampuan motorik di TK Insan Teratai. Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti melakukan identifikasi pengembangan kemampuan motorik di TK Insan Teratai.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti memfokuskan pada belum diketahuinya pengembangan kemampuan motorik anak usia dini di TK Insan Teratai. Tujuannya adalah untuk mendapatkan deskripsi mengenai pengembangan kemampuan motorik anak usia dini di TK Insan Teratai.


Selengkapnya, silahkan unduh

 
 
Profil Bulan Ini
 
 
Upacara Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI
Upacara Bendera
   
 
 
 
     
 
Alumni Sukses
     
 
Tetap Berusaha dan Pantang Menyerah
Kesuksesan
   
 
 
 
     
Berita
 
 
STABN Sriwijaya Melakukan Anjangsana dengan Yayasan Avalokitesvara Serang: Membangun Kerjasama dalam Pendidikan Agama Buddha
Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Sriwijaya menjalin hubungan yang erat dengan Yayasan Avalokitesvara Serang melalui kegiatan anjangsana yang
   
STABN Sriwijaya Meluncurkan Jurnal Internasional: Membangun Jembatan Pengetahuan Antarbangsa
Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Sriwijaya telah mencatatkan sejarah baru dengan peluncuran Jurnal Internasional
   
 
 
 
     
 
Artikel
     
 
Tingkat Keaktifan Mahasiswa dalam Perkuliahan di Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya
Bahwa keaktifan bertanya mahasiswa dalam perkuliahan di Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya dapat dikategorikan "Sering" menurut 53 orang
   
TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA
Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap layanan akademik STABN Sriwijaya sebesar 75,52% yaitu mahasiswa merasa puas terhadap layanan yang diberikan
   
 
 
 
     
    All Right Reserved © STABN SRIWIJAYA